2013年1月8日火曜日

ほんとうにおまえが!!!

美しいのがあなた
可愛いのがあなた
好きなのはあなた
でも
無理と決まるような気がする
何百回も考え
千回まで考え
やっぱり
無理
無理
無理
美しいだけで生きたくない
可愛いだけで生きたくない
今の好きなあなたと生きたくない
??????
それより、あなたが俺の事が気にしない
という事実が了解している

2013年1月5日土曜日

Untung janai yo

Akhir-akhir ini ada aja sesuatu yang aku tulis di wall facebook.
Ada apa ini? Pasti ada sesuatu yang salah dengan diriku.
Mengenai hal ini akhirnya ada juga yang menyadari dan mengatakan kalau aq sedang galau.
Hahahahaaaa.....pengen tertawa saja mendengarnya.

だから”ガラウ”をやめた。
自分が何をやるか、どんな気持ちをするか書きやめた。
以上

ここで書く事が別ですけどな



Kekhawatiran-> Bisikan setan

Sejak sebelum datang ke sini hingga aq berada ditempat ini, kekhawatiran itu selalu menggangu fikiranku. Terlalu banyak kalau, kalau, kalau, kalau, kalau........seolah-olah aku ingin melampaui takdir yang belum terjadi. 

絶対にkondisi seperti ini tidak boleh berlanjut dan harus dihentikan. Bukan karena aq tidak mempersiapkan akan sesuatu yang mungkin terjadi. Tapi aq adalah seorang muslim, tidakkah aq seharusnya berserah diri atas apa yang akan terjadi. Yang seharusnya aq lakukan saat ini adalah berusaha semampu yang aq bisa. Mengenai apa yang akan terjadi, walaupun itu buruk sekalipun seharusnya aq serahkan kepada yang Maha Mengatur, Maha Menguasai segala sesuatu, yang Maha Adil dalam menentukan apapun.

Untuk itu aq harus menguatkan diri dan meyakinkan diriku atas apa yang seharusnya aq yakini. Semoga ALLAH Subhanawataala meneguhkan imanku, meperbanyak kesabaranku, meneguhkan azamku atas semua harapanku, juga meluruskan niatku.

Semoga segala sesuatunya berjalan lancar dan sesuai sebaik-baik harapan yang sanggup aku andaikan. Tidak untuk diriku saja tapi untuk orang-orang disisiku, baik yang jauh maupun yang dekat.

Bismillahirrohmanirrohim, ya ALLAH berikanlah keberkahan dan rahmat-Mu atas apa yang akan hamba lakukan. Amin ya rabbal alamin.

2012年11月15日木曜日

"(電車)Densha-->Kereta"

Kereta yang kutumpangi, berhenti ditempat ini. Aku singgah tapi pasti kembali.
Destinasiku adalah kehidupan abadi. Disini aku hanyalah melewati hari sembari menunggu waktu kembali.
Aku, kalian adalah sama-sama menanti kapan kereta ini akan meluncur lagi.
Adakah ini persinggahan terakhir sebelum tiba di penghujung hari?
Ataukah masih ada tempat untuk berbagi hati dalam sisa-sisa hari.
Untuk menjadi bekal pertanggungjawaban di alam mati dan alam abadi.

Jalur kereta yang hanya dua ini, kanan dan kiri.
Jalur perjalanan yang melewati tempat-tempat untuk mengisi hati.
Suatu ketika aku ada dijalur kanan yg menyenangkan hati.
Tapi diwaktu lain aku meluncur dijalur kiri yang sangat menggelisahkan hati.
Silih berganti seiring hari-hari yg terlewati dan usia yang semakin terkurangi.

Akhir perjalanan ini dijalur kanan atau kiri, sangat mengkhawatirkan hati.
Dan ketika diri sudah tidak mampu berbuat apa yang seharusnya diobati.
Hanyalah doa yang tersisa agar Tuhan yang Maha Pemurah mau mengampuni
dan mengakhirkan perjalanan ini jalur kanan yang menyelamatkan Hati.

2012年11月10日土曜日

Hijrah---->

Dulu....ketika hati sudah benar-benar diambang kelumpuhan oleh rasa kepedihan yang sangat memilukan, terfikirkan olehku untuk pergi jauh, hijrah ketempat yg tak seorangpun mengenal siapa diriku melainkan seorang musafir di negeri itu. Tapi apa mau dikata, harapan hanya tinggal harapan ketika kenyataan tak kesampaian, kepedihan terus berlanjut hingga sekarang. Kini, hati sudah sangat sesak oleh kepedihan itu. Aku pun kembali ingin menghijrahkan diriku ketempat yang jauh dan tepat untuk mendekatkan diriku pada Sang Khalik Yang Maha Pencipta, ALLAH SWT. Tapi tempat yang tepat itu seperti apa? aku pun tidak tahu. Lantas kearah mana aku harus berjalan. Selama ini apakah aku melangkah ke tempat yang salah ataukah aku yang salah pada tempat yang tepat. 

Kini aku diberikan peluang untuk pindah ke tempat yang jauh, di negeri yang mayoritas penduduknya adalah kafir, negeri yang memuja kehidupan dunia, negeri yang meninggikan derajat logika, negeri yang sebenarnya tidak layak ditempati melainkan dengan tujuan dakwah. Jika ada pertimbangan yang kuat, maka alasan inilah yang ingin kujadikan sebagai landasan keinginanku berhijrah ke negeri ini. Tapi tak pernah kupungkiri jika ada alasan duniawi yang menyertainya. 

Pada satu sisi, jika aku mengaca pada apa yang telah aku alami, maka aku merasa salah jika negeri itu yang aku tuju. Tapi disisi lain aku coba meyakinkan diriku bahwasanya hal itu bisa saja tepat walau terasa berat. Bagaikan berjalan dipinggir jurang, yang satu kesalahan kecil saja bisa menjerumuskan aku kelembah kehancuran. Tapi jika aku bisa melaluinya, maka aku berhasil melewati satu langkah sukses menuju langkah berikutnya. Rasa ngotot begitu kuat dalam diriku. Entah ini hanya nafsuku saja ataukah ini benar-benar suatu keikhlasan.

Semoga ini tidak salah, karena tidak ada yang salah jika diniatkan dan dilakukan dengan cara yang sesuai kaidah keyakinan.

2012年6月20日水曜日

ひどい方法で伝えちゃった


ひどい方法で伝えちゃった(Menyampaikan dengan cara yang kurang baik)

Aq mengenal dan berinteraksi dengan anak itu hanya 2 hari saja. Selanjutnya hanya sapaan melalui facebook yang mungkin 2 kali juga. Tak bisa dipungkiri, memang ada perasaan normal (read: suka) sebagai seorang lelaki terhadap anak itu, tapi tak sesederhana itu kalau membicarakan isi hati manusia sepertiku. Namun pada tulisan ini aq akan kesampingkan masalah perasaan tersebut dan langsung menuju inti dari tema yang dimaksud.

Anak ini memiliki sebuah blog yang kadang aku kunjungi. Dari sebagian postingan yang aku baca, kebanyakan berisi tentang kekurangan yang ia miliki. Kadang sedih kadang juga menceritakan semangatnya untuk terus bangkit menerima dan berfikiran positif. Ada juga beberapa postingan lain yang berisi hubungan dia dengan teman-temannya dalam keseharian.

Namun pada suatu ketika, ada sebuah postingan yang membuat aq ngak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar. Postingan tersebut berisi kekecewaan dia terhadap seorang lelaki yang waktu itu mungkin baru saja menjadi mantannya. Bahkan sebelumnya ia juga menuliskan cerita tentang kekecewaan terhadap lelaki tersebut, namun masih berstatus pacaran. Tak bermaksud mencari muka, mencari kesempatan, atau sekedar sok alim, aku memberikan komentar pada postingan tersebut. Menurutku sendiri komentar tersebut cukup kasar. Tapi hanya itulah yang bisa aku lakukan untuk sesuatu yang aku anggap benar, dimana nilai kebenaran tersebut bukan dari pemikiranku melainkan dari penilaian agama yang sama-sama kita yakini. 

Aq tidak akan menuliskan komentar tersebut disini, tapi akan aq tuliskan inti dari komentar tersebut. Pada komentar itu aku mensyukuri atas putusnya hubungan antara dia dan lelaki yang dimaksud. Selanjutnya aq mencoba memberikan nasehat tentang bagaimana seharusnya dia bersikap terhadap hubungan yang biasa disebut "pacaran". Aq menasehati dilarangnya pacaran dalam Islam serta bagaimana dampaknya terhadap keluarga. Karena pengetahuanku mengenai dalil dan hadis sangatlah kurang, maka aku juga memberikan sebuah link yang membahas masalah pacaran dalam Islam. Inti dari nasehat tersebut adalah "Cukup sudah pacarannya dan jangan pacaran lagi".

Aq merasa benar dengan apa yang aku sampaikan pada komentar tersebut, tapi aku juga merasa bahwasanya kata-kataku terdengar kasar bagi dirinya. Apatah lagi aq ini bukan siapa-siapanya, aku hanya kenal 2 hari dengan dia. Jika tiba-tiba mendapat nasehat dengan kata-kata sedikit kasar mungkin dia tidak akan menerima, tapi hanya itulah yang aku bisa. Karena komentar itu kujadikan pesan terakhir dariku untuknya. Setelah itu aku tidak akan pernah lagi membuka blog ataupun facebooknya. Iya, aku mengakhiri semuanya agar aku juga tidak hanyut terlalu jauh dari sesuatu yang tidak aku harapkan.

Jika memang ada yang aku harapkan dari dia, maka aku berharap ia memahami apa yang telah aku sampaikan serta mengenyampingkan cara aku menyampaikan. Selanjutnya yang paling utama adalah dia bisa menerima dan melaksanakan isi komentar tersebut dengan "Berhenti pacaran". Nah, pasti sudah tau bagaimana perasaanku yang sesungguhnya kan?

Pesan penting yang aku dapatkan dari cerita ini, bahwasanya menasehati itu perlu dilakukan dengan kelembutan dan cara yang lebih menyentuh hati. Nasehat akan lebih mengena jika kita bisa melakukan suatu pendekatan emosional yang baik. Kalau kita dalam posisi orang asing, mungkin akan sulit menasehati. "Emang siapa loe", mungkin ini jawaban yang akan diberikan kepada kita. Tapi jika yang dikedepankan dan menjadi dasarnya adalah kebaikan, Insyaallah memberikan hasil yang baik. Hanya ALLAH SWT. sajalah yang bisa memberikan petunjuk, sedangkan kita hanya bisa menasehati dan memberikan peringatan.

Terakhir, semoga anak itu mendapatkan hidayah dengan jauh dari pacaran dan segera mendapatkan jodoh yang sholeh.....amin...amin...amin.....

Sumber foto: NHK

2012年6月19日火曜日

帰属意識(Kizokuishiki) -> Rasa Memiliki


"Kosakata jepang apa yang kamu suka?"
Pertanyaan diatas sudah beberapa kali diajukan oleh orang jepang kepadaku. Biasanya asal jawab saja, sambil mengarang-ngarang sedikit. Paling sering sech menjawab "頑張ります/Ganbarimasu (semangat)", karena seperti artinya sendiri yang seolah mendorong kita untuk tidak putus asa, terus berusaha dan memfokuskan diri pada tujuan. Kalau orang lain, mungkin ada juga yang menggunakan kata-kata yang sudah umum dan terkenal seperti "夢/Yume(dream)", "愛/Ai(love)", "侍/Samurai"  dan lain-lainnya. Semakin banyak mempelajari dan memahami kosakata jepang, mungkin akan semakin banyak kesan yang didapatkan dari kata-kata tesebut. Bahkan ada beberapa kata yang mungkin memberikan kesan sangat special bagi seseorang yang mempelajarinya. Hal ini tentu juga dilatarbelakangi oleh kondisi emosional orang tersebut.

Hingga saat ini aku pun mengkoleksi 2 buah kosakata yang begitu menarik pehatianku. Pertama adalah 情熱(Jounetsu) yang artinya passion(gairah/hasrat). Kedua adalah 帰属意識(Kizokuishiki) yang artinya sense of belonging (rasa memiliki). Pada tulisan kali ini, aku akan membahas mengenai Kizokuishiki -> rasa memiliki.

帰属意識(Kizokuishiki) -> Rasa Memiliki
Dari hasil translate, arti kata tersebut sudah sangat jelas makna yang dikandungnya. Kata ini aq dapatkan dari sebuah bacaan dimana Rasa Memiliki itu diharapkan ada pada para pekerja terhadap perusahaan dimana mereka bekerja. Dimana untuk menarik rasa memiliki tersebut, jepang menerapkan aturan masa kerja sepanjang hidup dan adanya sistem promosi yang dilandaskan pada senioritas. Aturan kerja sepanjang hidup sepertinya sudah tidak berlaku lagi saat ini, tapi sistem senioritas masih tetap dijaga keberlangsungannya. Jadi meskipun kita sepintar apapun/bagaimanapun, kalau senior kita belum dipromosikan maka jangan berharap kita akan dipromosikan.

Tidak hanya pada perusahaan, rasa memiliki ini juga diterapkan pada kehidupan sosial masyarakat jepang. Sebagai contoh adalah rasa memiliki terhadap fasilitas umum. Kalau berkunjung ke Jepang, kita bisa melihat bagaimana fasilitas-fasilitas umum yang ada sangat terawat dan jauh dari yang namanya pengrusakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ini berlaku mulai dari desa-desa hingga ke kota-kota metropolitan. Kalaupun ada pelanggaran, mungkin persentasinya sangat-sangatlah kecil.

Rasa memiliki ini sangat erat hubungannya dengan Kepedulian. Jika kita mempunyai rasa memiliki terhadap sesuatu maka kita akan dituntut untuk peduli terhadap sesuatu itu. Perasaan ini jugalah yang dimiliki masyarakat jepang secara umum. Rasa cinta dan rasa memiliki terhadap kota mereka, mendorong kepedulian mereka untuk menjaga keteraturan, kebersihan dan keindahan kota. Hal ini terwujud dalam sikap tidak membuang sampah sembarangan, tidak membangun apapun apalagi yg mengganggu pandangan seenaknya, bahkan budaya gotong royong juga masih ada dibeberapa pedesaan. Pemerintah pun memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam pembuatan aturan dan pengawasan.
Selain contoh diatas, masih banyak lagi contoh  dimana Rasa Memiliki itu benar-benar dijaga oleh masyarakat Jepang dalam seluruh aspek kehidupan mereka yang pada akhirnya menguntungkan mereka juga.

Lantas bagaimana di Indonesia?
Menurut pendapatku, Rasa Memiliki masih belum mendarah daging dan masih menjadi sesuatu yang asing bagi masyarakat di Indonesia. Hal ini tampak dari perwujudan Rasa Memiliki yang masih sangat kurang. Jika dibandingkan dengan contoh-contoh diatas, maka kita dapat melihat bagaimana fasilitas-fasilitas umum yang tidak terawat dan kebanyakan dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masih banyaknya masyarakat yang cuek terhadap kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sesuka dan semaunya. Dan masih banyak lagi contoh yang kalau aq tuliskan disini hanya membuat malu diri sendiri.

Meskipun demikian, ada juga masyarakat yang peduli dan mempunyai rasa memiliki terhadap lingkungan. Tapi jumlahnya masih terlalu sedikit bila dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Indonesia. Bangsa ini memang sudah terlalu jauh terlambat dalam hal keteraturan, tapi bukan berarti tidak bisa berbenah sama sekali. Rasa memiliki haruslah ditanamkan kepada seluruh penduduk Indonesia. Bukan hanya sekedar wacana, tapi harus dipraktekkan pelaksanaannya dan ditanamkan dalam seluruh aspek kehidupan, dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, kantor, desa, kota, propinsi hingga negara. Rasa Memiliki harusnya menjadi wacana/agenda khusus, sehingga jelas dan semua masyarakat paham dan menyadari pentingnya rasa memiliki. Jika rasa memiliki hilang, apalah gunanya orang-orang menggembar-gemborkan hebatnya Pancasila sebagai dasar negara kita. Tanpa rasa memiliki, Pancasila hanyalah tulisan saja tanpa ada perwujudan makna.

Jika diambil contoh sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa". Sila ini jelas sekali maknanya, yaitu menunjukkan bahwasanya bangsa Indonesia adalah sebuah negara yang di bangun dengan dasar dan pilar agama. Karenanya isi sila ini ditempatkan pada urutan pertama. Dan untuk itulah, seluruh rakyat Indonesia hendaknya mempunyai rasa memiliki terhadap agama yang dianut masing-masing. Pemerintah juga harus memainkan peranannya dalam hal pengawasan, karena bentrokan antar agama sangat mungkin terjadi seperti yang akhir-akhir ini marak diberitakan. Pemerintah harus bertindak tegas dan adil terhadap segala bentuk pelanggaran baik itu pelecehan agama maupun kekerasan. Sebagai contoh: sikap sebagian masyarakat yang menentang kehadiran  Ahmadiyah yang sudah sangat jelas melecehkan agama Islam. Kekerasan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat tersebut tentu melanggar aturan dimana masyarakat tidak sepatutnya main hakim sendiri. Pelaku kekerasan tersebut haruslah mendapat sangsi hukum yang adil. Tapi pemerintah juga harus tegas terhadap Ahmadiyah dengan melakukan sangsi pelarangan dan pembubaran seluruh aktivitas keagamaan mereka. Selama Ahmadiyah tetap exist dengan menggunakan atribut Islam, maka bentrokan tidak akan pernah berakhir.

Dalam masalah ini, ada juga sebagian orang terutama kaum liberalis yang berpendapat bahwasanya pelarangan ahmadiyah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak kebebasan. Tapi tunggu dulu? hak yang mana? Apakah pelecehan agama itu suatu bentuk hak? Apakah pelecehan agama itu bentuk kebebasan? Jika demikian arti kebebasan yang mereka maknai, maka bersiap sedia sajalah untuk kehancuran bangsa ini. Ayolah, ini negara Indonesia bukan negara barat, negara kita negara agamis tidak seperti mereka. Kalau kebebasan seperti ini diperjuangkan dengan mengorbankan rasa memiliki dalam keberagamaan, maka jelas bentrokan akan semakin marak dimana-mana dan kehancuran bangsa hanya menunggu waktu saja.

Permasalahan agama dinegara kita memang sangat unik dan sering saja muncul, bahkan terkadang sulit untuk diselesaikan. Tapi selama pemerintah tegas dalam menerapkan aturan, dan masing2 pemeluk agama mempunyai rasa memiliki dengan taat menjalankan ajaran agamanya, menjaga toleransi dan meminimalisir faktor-faktor penyebab bentrokan maka intensitas bentrokan-bentrokan akan semakin bisa ditekan. Meskipun ada perbedaan mendasar dalam masing-masing agama di Indonesia, toh selama ini kita masih bisa hidup rukun dalam kebersamaan. Justru bentrokan-bentrokan itu terjadi hanya ketika ada beberapa pihak yang ingin memaksakan kehendak mereka, dan akhirnya berujung provokasi. Provokasi inilah yang melahirkan bentrokan-bentrokan tersebut.

Jika dikatakan setiap agama mengajarkan Kedamaian, seharusnya dengan rasa memiliki maka masing-masing pemeluk agama hendaknya peduli untuk menjaga kedamaian tersebut. Rasa memiliki itu sangatlah penting, tapi janganlah rasa memiliki tersebut dijadikan dasar untuk melakukan pelanggaran. Rasa memiliki tetaplah harus didasarkan pada kebenaran dan keadilan. Ketika terjadi pelanggaran, maka harus dikembalikan pada kebenaran dan keadilan yang berlaku dinegara ini.

Masih banyak lagi contoh keterkaitan 'rasa memiliki' dalam kehidupan kita sehari-hari yang tidak akan cukup untuk dituangkan kedalam tulisan ini. Rasa memiliki itu meliputi seluruh aspek kehidupan kita. Untuk itu, marilah kita bersama-sama menanamkan rasa memiliki untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan di negara kita Indonesia.

Terus Semangat.

Mr. Toenk

Sumber Foto: NHK