2012年6月17日日曜日

Benar-benar Berjilbab-Shalihah, Semakin Sulit

20 tahun kebelakang, menemukan wanita yang menggunakan jilbab mungkin adalah hal yang langka. Banyak faktor yg mendasarinya, mulai dari kurangnya pemahaman masyarakat pada Islam, masih sedikitnya organisasi sosial maupun lembaga-lembaga Islam, bahkan mungkin yang berlatar belakang politik karena berdasarkan penuturan beberapa orang bahwasanya perkembangan Islam dizaman dulu khususnya orde baru itu sulit karena selalu dalam perhatian ketat pemerintah. Jika ada suatu perkumpulan yg melakukan kajian, bisa saja disangka bahkan dituduh sebagai gerakan bawah tanah yang berusaha melawan pemerintah. Jika sudah seperti ini, tentu akses masyarakat untuk mengetahui ajaran Islam semakin terbatasi. Untuk itulah, wanita berjilbab sangat sedikit bahkan mungkin sangat jarang kala itu.
Tapi justru disinilah perbedaan mendasar yang membedakan wanita berjilbab waktu itu dengan wanita berjilbab dijaman sekarang. Jika waktu itu kita menemukan wanita berjilbab, maka kita bisa menilai wanita tersebut hanya dari penampakan luarnya saja. Jilbabnya tersebut seolah bisa menunjukkan status keluarganya, tingkat pendidikannya, bahkan tingkat pemahaman agamanya. Oleh karena itu pria-pria sholeh tentu akan lebih mudah dalam memilih wanita shalihah pendamping hidupnya(istri). Pada zaman ini, sangat jelas sekali perbedaan wanita shalihah dengan yang kurang bahkan tidak shalihah.

Bandingkan dengan kondisi sekarang dimana jilbab terkadang hanyalah aksesoris pengajian, pelengkap seragam bagi sekolah maupun universitas yang mewajibkan jilbab di lingkungan sekolah/kampus mereka. Namun diluar tempat/aktivitas tersebut maka jilbab tidaklah diperlukan dan dilalaikan begitu saja. Pada kondisi ini, jilbab terlihat seperti sebuah beban keterpaksaan bagi mereka. Aq pun merasa tidak perlu memberikan bukti-bukti tersebut pada tulisan ini, toh kita semua sama-sama bisa menyaksikan hal ini terjadi dilingkungan kita.
Berkenaan jilbab dizaman ini, maka aq ingin membagi wanita menjadi beberapa tipe:
  1. Berjilbab sesuai kondisi / situasi / tempat.
    Tipe wanita ini seperti yg sudah di sebutkan diatas, yaitu wanita yang hanya mengenakan jilbab pada kondisi atau tempat tertentu saja seperti ketika menghadiri pengajian atau ketika masuk sekolah/kampus. 
  2. Berjilbab karena kebiasaan.
    Wanita berjilbab yang seperti ini adalah yang paling umum dan sering kita temukan. Berjilbab sudah merupakan keseharian mereka karena dimanapun berada mereka selalu mengenakan jilbab (terkecuali tempat2 tertentu/kondisi tertentu). Tipe ini sangat berbeda dengan tipe 1 diatas. Tapi masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya: 1) Kurang memahami tentang jilbab selain kewajiban mengenakannya. Akibatnya banyak pelanggaran2 berkenaan dengan tata cara penggunaan jilbab. Pemakaian jilbabnya mungkin benar tapi sangat tidak cocok dengan pakaian yang dikenakan seperti menggunakan pakaian yang ketat hingga menampakkan bentuk tubuhnya dengan mencolok. Penggunaan celana jeans yang super ketat hingga menampakkan bentuk tubuh bagian bawahnya, bahkan ada yang berani menggunakan celana jenis legging. Alasan mereka simple, "Nyaman" kata mereka. Dilihat dari jawaban ini, jelas sekali mereka tidak memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang arti jilbab tersebut. 2) Meskipun berjilbab, tapi sifat2 mereka masih jauh dari arti pemakaian jilbab yang memiliki arti dasar menutupi. Memang mereka berjilbab, tapi mereka masih sangat dekat dengan maksiat. Lihat sajalah lingkungan sekitar kita. Banyak sekali wanita2 berjilbab yang tanpa malu2 berpacaran, bahkan menunjukkan kemesraan dengan bergandeng tangan bahkan berpelukan didepan umum. Sungguh pemandangan yang sangat memprihatinkan. Inilah yang umum terjadi pada wanita berjilbab saat ini.
  3. Berjilbab karena pemahaman.
    Wanita berjilbab tipe ini sangat berbeda dari kedua tipe diatas. Mereka mengenakan jilbab karena memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang jilbab. Walhasil, tata cara penggunaan jilbab selalu mereka perhatikan, bahkan jenis jilbab dan pakaian yang digunakan berbeda dari pakaian yang umum dikenakan kedua tipe diatas. Mereka pun jauh lebih bisa menjaga diri dari maksiat. Kalaupun masih ada yang maksiat, tidak akan seperti tipe lainnya, Wallahualam. Di zaman sekarang, tipe inilah yang menjadi  harapan terakhir untuk mendapatkan wanita yang sholehah. 
※Modis dan gaya
Hal lainnya yang sedikit menggugah perhatianku adalah maraknya pakaian muslimah modern. Entah mengapa aku sedikit sinis dengan perkembangan tersebut. Jika wanita diumpamakan perhiasan, maka pakaian modern tersebut akan memperindah lagi perhiasan yang telah ada. Berjilbab dan sopan, tentulah hal yang sangat baik. Tetapi ketika tujuan utamanya sudah berubah, maka akan timbul persepsi lain dari jilbab tersebut.
Bukankah dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwasanya baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan menjaga padangan. Lantas apa tujuan para wanita mengenakan pakain2 modis tersebut? Tidakkah untuk menarik perhatian(entah laki2 atau sesamanya)? Apakah mereka merasa malu kalau hanya memakai pakaian yang biasa atau standar-standar saja yang tidak terlalu menarik perhatian? Jika aku diperbolehkan berspekulasi, maka aku mengira tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan kepercayaan diri itu muncul karena ketertarikan orang lain pada yang mereka kenakan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya tujuannya adalah untuk menarik perhatian. Jika perhatian itu terjadi antara sesama jenis, mungkin tidak terlalu masalah. Tapi jika terjadi dengan lawan jenis, tentu akan bermasalah.

Mengenai hal ini, mungkin saja ada yang bergumam, "Ah memang laki-laki saja yang kurang iman dan  ngak bisa menjaga pandangan". Ayolah, laki-laki itu punya sifat yang sangat naluriah, sama seperti halnya dengan perempuan. Semua laki-laki secara normal akan tertarik dengan yang indah-indah termasuk perempuan, terutama yang mempunyai penampilan bagus. Memang benar imanlah yang mengontrol seorang laki-laki apakah ia bisa menjaga pandangan atau tidak. Tapi masalahnya ketika hampir sebagian besar wanita mempunyai perilaku yang sama seperti diatas, apakah kalian ingin kami menutup mata sambil berjalan? Apakah kalian ingin kami membutakan mata sekalian supaya tidak bisa melihat hal tersebut? Tentu tidak bukan...????
Nah, klo masih terus ingin menuduh laki-laki yang tidak beriman, maka laki-laki juga bisa melimpahkan kata2 yang sama. Justru kemana iman para wanita seperti itu? Aq memang tidak paham mengenai fiqih wanita, tapi bukannya wanita itu dilarang berlebih-berlebihan terutama dalam hal penampilan? Tidakkah bagi wanita yang sudah bersuami hanya diwajibkan berpenampilan baik  didepan suaminya saja? Dan bagi yang belum menikah, tentu menjaga diri dari pandangan orang lain terhadap dirinya dengan tidak berpenampilan yang mencolok adalah suatu keharusan demi menghindari maksiat.

Dengan alasan seperti diatas, maka hingga saat ini aq masih tidak bisa menerima dan khawatir dengan perkembangan pakaian muslimah tersebut. Alangkah baiknya jika para wanita berpakaian yang jauh lebih berhati-hati, yaitu pakaian sederhana yang sesuai syariat dan tidak terlalu mencolok. Paling tidak, hal ini akan mengurangi padangan lawan jenis. Memang tidak bisa dimungkiri sulitnya menjaga pandangan, tapi dengan menghilangkan penyebab-penyebabnya, paling tidak hal tersebut bisa dikurangi.

Terakhir, dalam tulisan ini aq memang banyak menyoroti wanita karena memang temanya demikian. Tapi beberapa pendapatku diatas dikenakan juga kepada laki-laki. Laki-laki tentunya harus berpakaian yang sopan dan menghindari pakaian yang berlebih-lebihan, apalagi terlalu mengikuti tren pakaian diluar tata cara islam. Untuk itu, marilah kita sama-sama berbenah diri dengan kembali pada ajaran islam yang benar.

Mr. Toenk

sumber foto: NHK

0 komentar:

コメントを投稿