2011年12月7日水曜日

Lelaki Penatap Langit-> Awal ceritaku



whuaaaahhhhhhhhhhhhhhh.....aku bebassssssssssss.......suaraku pecah menghantam derasnya angin yang terus-menerus bertiup menerpa tubuh-tubuh yang ada dipuncak ini. 'Eeeeeeeee'.....sahut yang lain karena kanget dengan teriakanku yang tiba-tiba. 'Daijoubu?'tanya seorang diantara mereka....'Gomen nasai, daijoubu desu'jawabku...'koko ni ite hontouni kimochi de, hontouni yokatta desu' sambungku kepada orang2 yang ada dipuncak ini. 'sou desune, koko de hontouni kimochi ga iinda' sahut yang lain lagi.....'ee' jawabku lagi. Lalu ku tarik nafas yang cukup dalam dan kulepaskan perlahan-lahan menikmati segarnya udara dan indahnya tatapan mata kemanapun arah yang dituju. Kulakukan terus-menerus hal ini seiring matahari yang mulai meninggi dan menghangatkan tubuh yang sejak pagi tadi merasa kedinginan meskipun harus terus-menerus berjalan dan mendaki untuk bisa sampai ke tempat ini. Alhamdulillah cuaca sejak semalam cerah dan diprediksikan hari ini pun matahari akan bersinar cerah tanpa ada awan2 gelap yang menari-nari dan berlari-lari bebas yang seringnya menakutkan para pendaki seperti kami yang ada dipuncak ini. Tak terasa waktu berlalu, aq masih saja ada dipuncak ini. Sedangkan para pendaki silih berganti datang dan pergi meninggalkan puncak ini. Kadang aq berdiri tegak dan menatapkan pandangku nun jauh ditempat yang tak kuketahui. Mencoba menebak-nebak apa nama tempat itu, ada apa dibaliknya. Tapi seluas aq memandang, yang tampak hanyalah hamparan gunung-gunung yang puncaknya dipenuhi bebatuan dan jika menengok sedikit ke bawah maka kehijauan akan tampak menyegarkan mata. Sedikit menoleh kearah belakangku, jauh dibawah sana ada sebentuk garis yang terus menyambung tak tau mana pangkalnya dan mana ujungnya. Yach, dibawah sana mengalir sebuah sungai yang tampaknya tidak pernah dijamah oleh manusia dan masih tampak liar. 'Mungkin disana ada desa tersembunyi kali yach seperti di film2 Shinobi' fikirku mulai ngelantur. Tapi dibawah sana memang benar-benar tampak liar dan akses kesana sepertinya tidak disediakan untuk umum. Kalaupun ada paling jalur2 khusus untuk penelitian. Dan hal ini berbeda dengan sungai2 yang aq lewati ketika menuju tempat ini yang mana banyak digunakan untuk pembangkit listrik. gyuuuttttt...langsung kualihkan fikiranku ke arah lain, dan yang terlihat adalah satu sosok segitiga tumpul yang menjulang tinggi menerobos awan menunjukkan keangkuhannya sebagai sosok tertinggi di negeri samurai ini. Tak ada yang tidak mengenalnya di negeri ini, bahkan duniapun sudah mengenalnya. Iya, sosok itu adalah Gunung Fuji, gunung tertinggi di negeri samurai. Dari kejauhan ini sosoknya begitu indah, apalagi ketika sinar matahari pagi yang masih malu-malu membelai sosoknya. Warnah merah kegelap-gelapan ditambah birunya langit benar-benar pemandangan yang indah.
Setelah capek berdiri, aq mulai membaringkan tubuhku dan menatapkan wajahku ke langit biru sembari tubuhku yang mulai terhangatkan oleh cahaya matahari yang mulai meninggi. Kadang kutatap langsung sang mentari sembari kututup mataku menikmati terpaan cahaya matahari yang begitu hangat membelai wajahku. Didalamnya aq merasakan secercah cahaya yang begitu bersahabat dan aq sangat menyukainya. Sejak aq datang ke negeri ini, ini adalah salah satu caraku untuk menikmati hangatnya matahari. Didaerah yang udaranya senantiasa dingin, cahaya matahari benar-benar suatu kenikmatan yang tak terkira dan bermandikan hangatnya cahaya mentari sungguh membuat hati ini senang.
Tiba-tiba masa laluku mulai terbayang ketika merah merona matahari begitu akrab dengan diriku karena hampir setiap hari menemaniku. Kumelihatnya dikala sedang malu-malunya ia menampakkan dirinya di pagi hari dan ketika lelahnya ia di sore hari. Melihatnya selalu membuat sesak dihati ini hilang, dan sering kumeneteskan air mata karenanya. Ketika melihatnya selalu terbayang olehku betapa baiknya Allah yang telah menciptakannya untuk kehidupan ini. Betapa Agungnya Allah yang telah menunjukkan kekuasaannya melalui keindahan ciptaanNya ini. Jiwa yang selalu lalai untuk bersyukur tiba2 tersentuh dan merasa betapa hinanya sosok diriku yang selalu angkuh dengan apa yang ada pada diriku. Tiba-tiba air mata menetes perlahan dan kadang suara isak yang lirih terdengar ketika nafas kutarik cepat, lalu dalam hati ini berkata 'Ya Allah sungguh hina hambaMu ini, ampunkanlah dosa-dosa hambaMu yang sering lalai ini'.
Kemudian lembar demi lembar masa lalu muncul dalam fikiranku. Jauh 6 tahun yg lalu sebelum aq ada di negeri ini.
Pagi itu kulihat wajah ayah dan ibuku yang mulai tegang menutupi perasaan bahagianya yang akan menyaksikan kelulusan anak sematang wayang yang begitu mereka cintai. Aq pun bersiap sedia dengan pakaian wisudaku. Tapi sama seperti perasaan kedua orang tuaku, aq pun merasakan ketegangan yang luar biasa karena di acara wisudahan nanti aq menjadi salah seorang yang akan dipertontonkan. Yach, aq menjadi salah satu lulusan terbaik yang mendapatkan predikat cumlaude. Sekilas merupakan predikat yang membanggakan, tapi kedepannya kutahu bisa menjadi beban bagi diriku. Akhirnya upacara wisuda pun dilaksanakan. Banyaknya kata sambutan menambahkan ketegangan dan membuat semakin tidak sabar mengakhiri acara ini. Dan tibalah acara inti kelulusan yang ditandai dengan pemberian toga bagi lulusan terbaik. Namaku pun dipanggil dan kedua orang tuaku pun maju kehadapan podium. Kulihat wajah kedua orang tuaku semakin tegang, tapi kurasakan betapa bangganya mereka terhadap prestasi yang kudapatkan. Acarapun selesai, dan ruangan wisuda dipenuhi oleh kerabat wisudawan yang ingin berfoto bersama. Tak ketinggalan aq pun berfoto bersama sahabat-sahabatku yang wisudah pada hari itu, kemudian dilanjutkan foto bersama dengan sahabat2ku yang datang khusus untuk melihat wisudaku. Kebanyakan dari mereka adalah sahabatku yang berasal dari kampung halamanku. Setelah itu dilanjutkan acara makan2 bersama dan akhirnya acara hari itu selesai dengan tubuh yang melelahkan. 2 hari berlalu akhirnya orang tuaku harus kembali pulang ke kampung halaman. Sebelum pulang, orang tuaku berpesan'nikmatilah kelulusan dan masa mudamu, carilah kerja yang baik dan nikmati hasilnya'. Yach, aq harus segera mencari kerja dan bisa menikmati hasil dari kerja kerasku selama perkuliahan dan segera bisa lepas dari beban orang tuaku.
Puluhan lamaran kerja akhirnya aq kirimkan, tapi tak ada jua balasan yang aq terima. Kekecewaan mulai menyesakkan hatiku dan akhirnya kegelisahan terus menumpuk yang berujung pada tetesan air mata. 3 Bulan pertama terlewati, kekecewaan pun menggunung. Ibuku terus mengatakan teruslah bersabar, insyaallah nanti dapat kerjaan. Ditengah kekecewaan itu terlintas di fikiranku untuk pulang kampung saja. Tapi aq mau ngapain jika pulang. Sedangkan di sana sendiri sulit. Rasanya tidak ada kerjaan yang cocok dengan sarjanaku. Paling-paling ya menjadi guru. Tapi jauh di lubuk hatiku, aq sebenarnya tidak mau pulang ke kampung halaman. Aq tidak ingin menetap disana karena aq punya alasan pribadi yang hingga saat ini tidak bisa aq jelaskan ke orang lain. Aq tidak membenci kampung halamanku, terkadang aq kangen padanya. Tapi untuk kembali dan tinggal disana adalah opsi terakhir dalam pilihan hidupku.
Akhirnya satu panggilan dari perusahaan sales alat2 instrumentasi datang dan memintaku untuk ikut wawancara di kantor pusatnya di Jakarta. Akhirnya kulangkahkan kakiku menuju Jakarta, dan sementara waktu aq tinggal dirumah keluarga di Bekasi. Tibalah hari wawancara, rasa gugup ngak karuan menghasilkan tetes-tetes keringat. Begitu namaku dipanggil untuk wawancara, semakin jadi rasa gugup itu. Kini dihadapanku duduklah 2 orang, yang satu tampak seperti orang cina sedangkan yang satunya lagi orang jepang. Akhirnya wawancara dimulai, dan yang menambah kegugupanku adalah wawancara itu harus dengan bahasa inggris. Sedangkan bahasa inggrisku sangat-sangat kacau balau.
Karena keterbatasan kosa kata bahasa inggrisku, maka sering aq keluarkan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Melihat rambutku yang masih panjang saat itu, si pewawancara cina mulai menunjukkan ketidaksukaannya kepadaku. Akhirnya wawancara itu selesai, dan aku yakin seyakin-yakinnya aq gagal dalam wawancara itu. Dan ternyata benar. Akhirnya aq langsung pulang kembali ke jogja menunggu panggilan berikutnya. Kemudian datang lagi satu panggilan dan perusahaan kali ini adalah salah satu produsen otomotif jepang. Maka kembali lagi aq menuju bekasi dengan harapan kali ini harus sukses. Tiba di bekasi 1 hari sebelum wawancara tidaklah mengapa fikirku sampai kuketahui kenyataanya tak demikian. Dihari wawancara, aq berangkat pagi-pagi banget dengan harapan bisa sampai ditempat wawancara tepat waktu. Tapi sungguh sial kalau memang tidak mau menyebut diriku yang bodoh karena tidak memastikan terlebih dahulu tempat wawancara dan transportasi yang harus kugunakan. Kubertanya-tanya jurusan yang menuju ke cikampek, tapi ternyata tidak ada. Dan terpaksa aq menaiki mini bus jurusan cikarang, tapi sungguh sial bus tersebut hanya melewati tol sampai di tambun. Dari tambun bus itu melewati jalan biasa yang memperlama jarak tempuh menuju cikarang. Sampai di cikarang harus ganti bus lagi. Dan lagi2 memang sial, ditengah perjalanan ada demo dan terpaksa kita turun dari bus dan berjalan kaki. Hingga akhirnya aq menemukan bus yang akan menuju cikampek. Lagi-lagi tak terfikirkan olehku, ternyata jarak cikarang ke cikampek cukup jauh, apalagi harus melewati jalan umum. Didalam bus, perasaan kesal sudah sangat menyesakkan dada, jam wawancara sudah terlewati dan aq pasti terlambat untuk wawancara.Sesampainya dicikampek, masih harus naik ojek lagi untuk sampai ke tempat wawancara. Dan akhirnya tiba jugalah aq dipabrik tempat aq akan wawancara. Dengan wajah penuh harap dan was-was, maka bertanyalah aq kepada petugas keamanan kalau aq adalah peserta wawancara kerja hari ini. Si petugas langsung menelpon administrasi dan jawabannya sungguh membuat kecewa, aq sudah tidak bisa lagi ikut wawancara katanya. Inilah pertama kalinya perasaanku benar-benar hancur. Ingin rasanya aku menangis, tapi karena takut malu kepada petugas maka aq hanya tunduk kecewa saja dan berpaling meninggalkan tempat itu. Dengan perasaan penuh kecewa akhirnya aq kembali ke bekasi dan esoknya aq langsung kembali kejogja.
Satu bulan berlalu sejak pengalaman buruk tersebut, akhirnya ada job fair di ugm. Aq pun mengajukan lamaranku ke salah satu perusahaan elektronik. Tes pun dilaksanakan mulai dari tes tertulis hingga aq lolos tes wawancara dengan user. Tapi pada tahap ini belum ada keputusan diterima ataupun tidaknya, karena harus mengikuti satu tes wawancara lagi dengan user di pabrik perusahaan tersebut di cikarang. Dan aq harus menunggu panggilan berikutnya. 2 minggu setelahnya akhirnya datanglah panggilan tersebut dan sekali lagi aq menuju bekasi. Tapi kali ini wawancaraku sukses dan aq diterima bekerja diperusahaan tersebut. Mulailah aq bekerja diperusahaan tersebut sebagai seorang enggineer.
Dunia kerja ternyata jauh berbeda dengan yang aq alami selama perkuliahan. Selama aq bekerja maka banyak hal-hal baru yang harus aq pelajari dari nol. Berharap pengetahuanku selama kuliah bisa mensupport pekerjaanku kini, malah harus memulai dari nol lagi. Tapi tak mengapa karena ini adalah hal yang wajar, sebagian besar orang mengalami hal ini. Tapi hari demi hari pekerjaanku semakin menumpuk dan berat saja. Kemudian rasa ketidakpuasan pun muncul. Ini tidak hanya dialami oleh diriku seorang tapi sebagian teman kerjaku juga mengalami hal yang sama. Hingga suatu hari aq membaca dibukanya pendaftaran kerja ke jepang selama 3 tahun dengan status trainee. Sebelumnya aq pernah mendengar program seperti ini tapi ngak tau isi programnya seperti apa. Akhirnya aq memberanikan diri untuk mengikuti program tersebut. Aq diterima dan diharuskan mengikuti pelatihan bahasa jepang selama 3 bulan sebelum keberangkatan. Dijepang aq akan ditempatkan di perusahaan baja, karena saat itu perusahaan penerima tidak ada yang berbasis elektronik seperti harapanku. Akhirnya sebelum keberangkatan, aq menyempatkan diri berkunjung ke kampung halaman dan meminta izin orang tuaku. Hari keberangkatanpun tiba dan akhirnya aq pun sampai dinegeri samurai.
to be continue....

0 komentar:

コメントを投稿